+6285726141148

desa.kesugihankidul@gmail.com

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Sejarah Desa

Tidak ada sumber primer, baik prasasti ataupun naskah tertulis yang menjelaskan sejarah awal keberadaan Desa Kesugihan Kidul. Sejarah Desa Kesugihan Kidul hanya dipahami dari cerita lisan yang disampaikan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

SEJARAH DESA KESUGIHAN KIDUL

Menurut informasi  dari kalangan tokoh masyarakat yang dapat dijadikan sebagai narasumber tentang sejarah berdirinya Desa Kesugihan Kidul telah dapat ditarik kesimpulan bahwa, Desa Kesugihan Kidul dulunya satu wilayah dengan Desa Kesugihan, pada tahun 1994 terjadi pemekaran sehingga dipecah menjadi dua wilayah.

Desa Kesugihan dikenal dengan kota santri karena setidaknya ada lebih dari 5 pesantren yang berdiri di Kesugihan. Pesantren itu diantaranya Pesantren Al-Fiel, Pesantren Ainul Huda, Pesantren Apik, Pesantern Manarul Huda, Pesantren Assasunnajah, dan yang terbesar adalah pesantren Al-Ihya Ulumaddin. Nyai Sugih merupakan seorang penggawa dari kerajaan Majapahit . Pada saat itu, terjadi kekacauan di Majapahit akibat dari adanya peperangan. Nyai Sugih memutuskan untuk meninggalkan Majapahit dalam rangka mennyelamatkan diri. Dalam perjalanannya, Nyai Sugih di temani oleh tiga orang yakni, Condro Wirito (ada yang menyebutkan bahwa ia anak tunggal Nyai Sugih), mbah Joko Satru (seorang prajurit kerajaan), dan mbah Dul Bari (seorang yang mengabdi pada Nyai Sugih). Nyai Sugih beserta tiga orang tersebut beristirahat di suatu wilayah di Cilacap yang belum berpenghuni. Karena dirasa wilayah itu cukup subur dan makmur akhirnya Nyai Sugih memutuskan untuk menetap di wilayah itu yang kemudian dikenal dengan nama “Kesugihan”.

Ada kepercayaan di masyarakat Kesugihan bahwa orang-orang dari Kesugihan tidak boleh menikah dengan orang-orang dari Pesanggrahan. Konon, ada 2 makam Panembahan yang dikeramatkan di kedua desa tersebut. Makam Nyai Sugih di desa Kesugihan dan juga makam Ki Watulingga di desa Pesanggrahan.

Alkisah, dahulu kala pada masa kerajaan Mataram di pimpin oleh Sultan Agung, setelah selesai melakukan penyerangan terhadap Belanda di Batavia, sebagian pasukan tidak pulang ke Keraton Mataram namun menetap, karena berbagai alasan salah satunya karena menikah dengan salah seorang penduduk di daerah yang dilalui pasukan,dan ada juga yang berguru kepada orang sakti atau bertapa (mencari jati diri). Salah satu dari pasukan yang tidak kembali ke keraton adalah Ki Watulingga.Alasannya adalah karena ia tertarik dengan salah satu gadis yang merupakan bunga desa yang bernama Nyai Sugih.

Pada waktu itu banyak anak-anak muda yang tertarik dengan Nyai Sugih, disamping ia adalah putri seorang saudagar kaya raya, ia juga memiliki wajah yang sangat cantik. Karena banyaknya pemuda yang datang untuk melamar, orang tua Nyai Sugih akhirnya memutuskan untuk mengadakan sayembara adu kesaktian, barang siapa yang memenangkan sayembara itu, maka ia akan menjadi suami Nyai Sugih.Semua orang tau bahwa yang paling sakti di wilayah Karsidenan Banyumas adalah bupati Banyumas yang bernama Arya Gumarang, disamping memiliki kesaktian, beliau juga merupakan anak muda yang memiliki ketampanan luar biasa dan sebenarnya juga mempunyai niat untuk menikahi Nyai Sugih. Disisi lain Nyai Sugih ternyata juga tertarik dengan Arya Gumarang. Namun karena sayembara sudah diumumkan, pada hari itu juga seluruh pemuda yang mempunyai nyali bertaruh nyawa untuk memenangkan pertarungan.

Pada hari itu, Arya Gumarang dipanggil raja Mataram untuk menghadap. Pada akhirnya sayembara dimenangkan oleh Watulingga, Nyai Sugihpun menolak hasil sayembara itu dengan alasan Arya Gumarang tidak hadir. Watulingga murka dan mengamuk kepada orang tua Nyai Sugih, serta membunuh Nyai Sugih. Sebelum meninggal, Nyai Sugih membuat kutukan bahwa orang Kesugihan (tempatnya berasal) tidak diperkenankan untuk menikah dengan orang Pesanggrahan (tempat asal Ki Watulingga), jika hal itu terjadi maka salah satunya akan celaka atau gila dan hal buruk lainnya akan terjadi.Makam Nyai Sugih sendiri dipercaya ada di desa kesugihan tepatnya di daerah tipar. Ada 2 makam yang terdapat di pemakaman itu yang dikeramatkan, yaitu makam Nyai Sugih dan juga makam mbah Jaga Satru.(Hidayati Isnaeni, 2017)

Nama nama tokoh masyarakat yang pernah memimpin Desa Kesugihan Kidul sampai saat ini sbb :

NO.

N A M A

ALAMAT

PERIODE

KET

1

R. Sastro Diwirjo

Kesugihan

1895-1913

2

Mad Mustam

Kesugihan

  1913-1925

3

Yudro Drono

Kesugihan

 1925-1945

 

4

Mulyo Sarkawi

Kesugihan

1945-1946

 

5

Arjo Prawiro

Kesugihan

1946-1971

 

6

H. Abdul Hamid

Kesugihan

1971-1989

 

7

H.Nazir Suyuti

Kesugihan

1989-1993

 

8

H.Mubasir

Kesugihan Kidul

1993-1998

Kepala Desa Persiapan

9

Saridjo, BA

Kesugihan Kidul

1998-2012

 

10

Ahmad Munawir, SH

Kesugihan Kidul

2013-2021

 

11

Budi Purwanto, S.Sos

Sampang

2022

Penjabat Kepala Desa

12

Mokh. Fadlil

Kesugihan Kidul

2023-sekarang

 

 

Lambang Kabupaten Cilacap

Peta Wilayah Kabupaten Cilacap

Silsilah Kepala Desa

Berikut silsilah Kepala Desa Kesugihan Kidul mulai dari
awal didirikan sampai dengan sekarang

R. Sastro Diwirjo

1895-1913

Mad Mustam

1913-1925

Yudro Drono

1925-1945

Mulyo Sarkawi

1945-1946

Arjo Prawiro

1946-1971

H. Abdul Hamid

1971-1989

H.Nazir Suyuti

1989-1993

H.Mubasir

1993-1998

Saridjo, BA

1998-2012

Ahmad Munawir, SH

2013-2021

Budi Purwanto, S.Sos

2022

Mokh. Fadlil

2023-sekarang